A B C D E F G H I J

Asal usul nenek moyangku - Dayak

Tentang asal mula suku bangsa Dayak, banyak teori yang diterima adalah teori imigrasi bangsa China dari Provinsi Yunan di Cina Selatan. Penduduk Yunan ber-imigrasi besar-besaran (dalam kelompok kecil) di perkirakan pada tahun 3000-1500 SM (SM). Sebagian dari mereka mengembara ke Tumasik dan semenanjung Melayu, sebelum ke wilayah Indonesia. Sebagian lainnya melewati Hainan,Taiwan dan filipina.
mungkin itu menjelaskan kenapa  di beberapa sub suku dayak ada yang bermata sipit dan berkulit putih seperti suku kayan, dan kenapa teman-temanku dari kalteng tampangnya seperti china tulen..dan punya warna Favorit yang sama yaitu merah.
Pada migrasi gelombang pertama yang oleh beberapa ahli disebut proto-melayu, datanglah kelompok negroid dan weddid. Sedangkan gelombang kedua, dalam jumlah yang lebih besar di sebut Deutero-Melayu. Para migran Deutero-Melayu kemudia menghuni wilayah pantai Kalimantan dan disebut suku Melayu. Proto-melayu dan Deutero-melayu sebenarnya berasal dari negeri yang sama.


Menurut H.TH. Fisher, migrasi dari asia terjadi pada fase pertama zaman Tretier. Saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian nusantara masih menyatu, yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan Muller-Schwaner.

Dari pegungungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977-197 8)
ooo..makanya ada suku dayak di kapuas hulu itu kan lokasi pegunungan muller-scwaner,
Cerita selanjutnya suku Dayak adalah tentang bagaimana mereka menghadapi gelombang-gelombang kelompok lain yang datang ke Kalimantan. Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman.
nah ini aku baru tau, kl pernah punya kerajaan juga yang diinvasi gajah mada, wah..ternyata si pencetus sumpah palapa itu adalah invator yang menghancurkan kerajaan nenek moyangku
Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608). Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat sebenarnya adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum)
Ada istilah lain untuk para mualaf ini yaitu senganan yang artinya saudara yang telah besebrangan keyakinan (islam), aku sendiri memiliki banyak sekali sepupu yang lebih suka menyebut diri mereka melayu, mungkin karena dayak identik dengan kristen dan melayu indentik dengan islam
Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin. Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin (dibawah hegemoni Majapahit) atau di era Islam. Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik (Departeman Pendidikan dan Kebudayaan,1977-197 8)

Bahkan sumber lain menyebutkan sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci (Sarwoto kertodipoero,1963)
di beberapa kota di kalimantan keberadaan tionghoa sangat dominan, bahkan singkawang kalbar dijuluki kota amoy, jangan di tanya tentang makanannya..wah, sampai sekarang aku selalu terbayang2 masakan chines kalbar..tak ada tandingannya, tapi meskipun sudah puluhan bahkan ratusan tahun di kalbar tetap saja dialek kantonnya medok dan totok...hehehe, dulu kakekku punya banyak sekali barang pecah belah buatan china mungkin dari abad 19 sampai 20, tapi sayang udah banyak kejual sama om ...
APABILA orang-orang tua dulu, terutama yang tinggal di daerah pedalaman, mendengar suku Dayak, maka yang terlintas dalam pikiran mereka adalah sekelompok orang yang suka makan daging  orang (kanibal). Mereka menganggap suku ini sebagai orang buas yang tinggal di tengah hutan lebat di Kalimantan. Padahal, pengertian seperti itu salah sama sekali. Suku Dayak memang penduduk asli Kalimantan. Tetapi dulunya tidak hidup di pedalaman. Seperti layak suku-suku lain, mereka hidup di tepi pantai atau paling tidak  berdekatan dengan pantai, dengan matapencaharian sebagai nelayan. Namun dengan datangnya orang-orang dari luar seperti Jawa, Bugis, Makasar atau Tionghoa, mereka akhirnya terdesak ke pedalaman. Ch FH   Dumont, dalam buku yang diterbitkan tahun 1924, membuktikan hal ini. Menurutnya, suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati.  Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka   datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam. Belum lagi   kedatangan orang-orang Bugis, Makasar, dan Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
ini karena sifat khas orang dayak yang sebenarnya lebih suka mengalah, namun akhirnya terpaksa bereaksi keras demi mempertahankan eksistensinya  Pada umumnya, suku Dayak asli masih memeluk "agama'' Kaharingan dan Kristen. Namun setelah Islam masuk, umatnya menyebut dirinya sebagai  orang Melayu. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan.  mereka melekatkan sebutan dayak yang berarti orang gunung karena pada akhirnya suku dayak ibarat penguasa daratan tinggi sedangkan orang melayu lebih suka di perairan mungkin karena profesi mereka sebagai nelayan

  • BERDASARKAN WILAYAH PENYEBARANNYA DI KALIMANTAN BARAT
Bangsa Dayak di Kalimantan Barat terbagi berdasarkan sub-sub ethnik yang tersebar diseluruh kabupaten di Kalimantan Barat. Berdasarkan Ethno Linguistik dan cirri cultural gerak tari Dayak di Kalimantan Barat menjadi 5 besar yakni:

  1. . Kendayan / Kanayatn Grop : Dayak Bukit (ahe), Banyuke, Lara, Darit, Belangin, Bakati” dll. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, dan sekitarnya.
  2. . Ribunic / Jangkang Grop : Dayak Ribun, Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang, Kembayan, Simpakng, dll. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sanggau Kapuas,
  3. . Dayak Mali, Tobakng Benua sampai Balai Bekuak Kabupaten Ketapang dan sekitarnya.
  4. . Iban / Ibanic : Dayak Iban dan sub-sub kecil lainnya, Mualang, Ketungau, Kantuk, Sebaruk, Banyur, Tabun, Bugau, Undup, Saribas, Desa, Seberuang, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sambas (perbatasan), Kabupaten Sanggau / malenggang dan sekitarnya (perbatasan) Kabupaten Sekadau (Belitang Hilir, Tengah, Hulu) Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Serawak, Sabah dan Brunai Darusalam.
  5. . Tamanic Grop : Taman, Tamambaloh dan sub nya, Kalis, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Kapuas Hulu.

Selain terbagi menurut ethno linguistik yang terdata menurut jumlah besar groupnya, masih banyak lagi yang belum teridentifikasikan, karena menyebar dan berpencar dan terbagi menjadi suku yang kecil-kecil. Misalnya Dayak di Kabupaten Ketapang, daerah Persaguan, Kendawangan, daerah Kayong, Sandai, daerah Krio, Aur kuning. Daerah Manjau dsb.
Kemudian Dayak daerah Kabupaten Sambas, yaitu Dameo / Damea, Sungkung daerah Sambas dan Kabupaten Bengkayang dan sebagainya. Kemudian daerah Kabupaten Sekadau kearah Nanga Mahap dan Nanga Taman, Jawan, Jawai, Benawas, Kematu dan lain-lain. Kemudian Kabupaten Melawi, yaitu: Linoh, Nyangai, Ot Danum ( masuk kelompok kal-teng), Leboyan dsb. Kemudian Kapuas Hulu diantaranya: Suhaid / suaid, Mentebah, Suruk, Punan, Bukat, Kayan ( masuk kelompok kal-tim), Manday dan sebagainya.
Nah, aku berasal dari sub suku dayak mayan di daerah Suhaid kapuas Hulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar